Secara garis besar teori-teori motivasi dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, 1) menurut orangnya, dan 2) menurut keinginannya. (Miftah Toha, 1990)
Teori motivasi menurut keinginannya dapat diklasifikasi ke dalam dua katagori, yaitu: 1) Teori kepuasan (content theory) yang memusatkan apanya motivasi, dan 2) Teori motivasi proses (process theory) yang menekankan bagaimana memotivasi.
Ada beberapa teori motivasi, di antaranya teori motivasi menurut Abraham Maslow, Frederick Herzberg, Alderfer, David Mc Clelland, William G. Scott dan Ermaya.
a. Abraham Maslow
Teori motivasi Abraham Maslow didasarkan atas tingkat kebutuhan yang disusun menurut prioritas kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa apabila kebutuhan pada tingkat bawah telah terpenuhi, maka kekenyangan kebutuhan ini akan menimbulkan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (Abraham Maslow, 1989).
Adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain:
1) Kebutuhan akan aktualisasi diri
2) Kebutuhan akan penghargaan
3) Kebutuhan sosial
4) Kebutuhan akan keamanan
5) Kebutuhan psikologis
Semua kebutuhan di atas sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai atau guru, karena hal ini akan mempunyai kekuatan untuk menarik seseorang kembali kepada kebutuhan psikologis yang amat kuat untuk memenuhi perubahan perilaku sebagai pendorong yang bersangkutan bekerja lebih bersemangat dan bergairah.
Kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi, artinya kebutuhan untuk mencapai kemampuan yang sepenuhnya dengan cara sendiri.
Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan yang berdimensi dua, artinya kebutuhan akan harga diri, kemampuan diri untuk dapat menerima dirinya dan untuk dapat merasa puas dengan dirinya sendiri. Sedangkan yang lainnya kebutuhan untuk menerima pengakuan dan penghargaan dari teman-temannya.
Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan partisipasi yang merupakan kekuatan besar untuk kepentingan dirinya. Setiap pegawai mempunyai keinginan untuk berpartisipasi guna dipersamakan dengan kelompok. Jika kebutuhan seperti ini terpenuhi, maka guru sebagai pegawai negeri sipil akan tergerak hatinya dan terdorong untuk berperilaku sendiri dengan cara-cara yang dapat diterima oleh masyarakat.
Kebutuhan akan keamanan merupakan kebutuhan badaniyah terhindar dari keadaan yang membahayakan atau yang mengandung resiko yang dapat mengancam kecelakaan badaniyah. Selain itu juga merupakan kebutuhan keamanan dalam perilaku yang memelihara individu dalam lingkungan keluarga, di mana ia benar-benar aman dan bebas dari berbagai ancaman dari luar.
Kebutuhan psikologis artinya kebutuhan untuk dapat hidup terus, seperti kebutuhan makan, udara, tidur, istirahat dan sebagainya.
Kebutuhan lainnya yang amat penting dalam pengertian motivasi adalah kebutuhan akan keindahan, keteraturan dan sistem dalam kehidupan manusia.
b. Teori Aldefer
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan Abraham Maslow dan menurut para ahli dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu
- Kebutuhan akan keberadaan (eksistensi)
- Kebutuhan akan afiliasi (relatedness)
- Kebutuhan akan kemauan (growth), (Husein Umar, 1998)
c. Teori Frederick Herzberg
Teori motivasi Frederick Herzberg menyatakan bahwa setiap orang mempunyai dua macam kebutuhan yaitu kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan, dan kebutuhan akan prestasi, penghargaan, pertumbuhan dan pengembangan kemampuan apa saja yang dimilikinya.
Kebutuhan akan kesehatan merupakan bagian dari motivasi yang mutlak dan harus dipenuhi, karena pemenuhan kebutuhan ini sangat mempengaruhi perilaku manusia.
Penghargaan tanggung jawab, prestasi dan pertumbuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan memberikan kepada individu suatu. pekerjaan yang menarik untuk dikerjakan.
Teori Frederick Herzberg ini dikenal sebagai teori dua faktor (two factors), karena mencakup: 1) isi pekerjaan yang meliputi; a) prestasi, b) pengakuan, c) pekerjaan itu sendiri, d) tanggung jawab, e) pengembangan potensi individu; 2) faktor higienis, yang meliputi: a) gaji dan upah, b) kondisi kerja, c) kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, d) hubungan antar pribadi, e) kualitas supervisi.
d. Teori David Mc Clelland.
Menurut David Mc Clelland, motivasi lebih dikenal dengan sebutan teori motivasi prestasi (Achievement Motivation) yang selalu berusaha mendapatkan macam kegiatan yang dilakukan orang-orang. Adapun kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan.
Motivasi berprestasi dapat dikembangkan sesuai dengan dorongan motivasi dan kemauan seseorang untuk hidup lebih berhasil atau untuk meraih kesuksesan. Orang-orang akan bekerja lebih cepat dan lebih baik, apabila mereka sungguh-sungguh diberi motivasi untuk menyelesaikan suatu tugas.
e. Teori William G.Scott
Motivasi sebagai proses yang membangkitkan semangat seseorang atau karyawan untuk melakukan tindakan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Proses ini merupakan sisi penting untuk meningkatkan kinerja seseorang secara optimal.
Adanya semangat kerja itu merupakan kesadaran pribadi yang sangat penting, harus dimiliki oleh setiap pegawai. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap pimpinan organisasi yaitu upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk membangkitkan semangat kerja karyawannya, supaya produktivitas kerja meningkat.
f. Teori Ermaya
Ermaya mengemukakan bahwa, motivasi berbeda dengan motif, adapun motif adalah suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu, baik berupa gerakan maupun ucapan, sedangkan motivasi adalah tindakan lanjutan dari motif, yaitu perbuatan atau gerakan, baik ucapan maupun tindakan serta perilaku dalam cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar