Salah satu
unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran. Bauran
pemasaran (marketing mix) merupakan
alat pemasar yang terdiri atas berbagai unsur program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada produk barang yang kita
kenal selama ini berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan
perbedaan karakteristik jasa dan barang. Bauran pemasaran pada produk mencakup
4P : product, price, place dan promotion,
sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para
pakar pemasaran menambahkan tiga unsur lagi : people, process dan costumer
service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana tahapan operasi hingga
tahapan konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapa dipisahkan, serta
mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain
terjadi interaksi langsung antara keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa
). Sebagai suatu bauran, unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama
lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi
strategi pemasaran secara keseluruhan.
1.
Produk (Product)
Produk
merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak
hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari
produk tersebut yang disebut “the offer”.
Yang dimaksud dalam pembahasan produk jasa disini adalah total produk. Total
produk terdiri atas :
·
Produk
Inti (core product), merupakan fungsi
inti dari produk tersebut.
·
Produk
yang diharapkan (expected product)
·
Produk
tambahan (augmented produk)
·
Produk
potensial (potential product)
Tiga unsur core product merupakan unsur yang
potensial untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut
berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah
dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan
bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki ciri tersendiri. Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa merek yang terkenal pasti mutunya terjamin,
melihat situasi ini maka pemasar harus mampu mempopulerkan merek supaya dapat
bersaing dipasar, sedangkan untuk dapat menjadi jasa yang unik/berbeda dari
pesaing (diferensiasi), pemasar harus dapat mengembangkan product surround (produk pelengkap) mereka yaitu expected product, augmented product, dan
potential product. Dengan
mengembangkan hal ini berarti dapat dilihat perbedaan antara produk yang satu dengan yang lain.
Salah satu
konsep yang harus diperhatikan tentang strategi produk adalah The Brand to Commodity Continuum
(Kontinum Merek – Komoditas). Saat memasuki pasar maka produk akan muncul
dengan merek yang berbeda sehingga membuatnya spesial. Disini berarti
diferensiasi tinggi dengan harga tinggi tetapi tingkat persaingan rendah sebab
pesaing dapat dikuasai, pada saat itu konsumen cenderung memilih produk baru.
Seiring dengan siklus hidup produk (product
life cycle), maka merek akan mengalami penurunan menjadi pasar komoditas
yang harus mampu bertahan dengan begitu banyak pesaing.
1.
Bukti fisik.
Bukti fisik
(physical evidence) merupakan
lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan
konsumen. Ada dua jenis bukti fisik, yaitu :
·
Bukti
penting (essential evidence) :
merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan
tata letak (layout) dari gedung,
ruang dan lain-lain.
·
Bukti
pendukung (peripheral evidence) :
merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa.
Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun sebagai pelengkap saja,
peranannya sangat penting dalam prose produksi jasa. Contoh : pada tiket
pesawat. Bukti fisik membantu pemasar untuk memposisikan perusahaanya dipasar
dan memberikan dukungan nyata apalagi yang berhubungan dengan lokasi.
·
Keputusan
produk jasa
Perusahaan jasa dapat membuat pilihan
pertumbuhan strategis dalam keputusan strategi produk jasa. Yang dikenal dengan
Ansoff Matrix . matriks
memperlihaktkan beberapa kumungkinan strategi jasa yang dilihat dari aspek jasa
itu sendiri (apakah ada perubahan atau tidak) dan aspek pasar yang dilayani
(apakah pasar/segmen lama atau baru). Dari dua hal ini terdapat empat
alternative strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan jasa : apakah akan
melakukan penetrasi pasar, pengembangan jasa, pengembangan pasar, atau mencoba
melakukan diversifikasi pada jasa lain. Secara visual matriks Ansoff diilustrasikan
dalam gambar berikut
Gambar
2.1
Matriks
Ansoff
2.
Harga (Price)
Strategi
harga adalah menghitung dana merumuskan nilai atau harga dari produk atau jasa
yang akan dipasarkan. Harga adalah suatu nilai yang dibayarkan oleh konsumen
sebagai pengganti barang atau jasa yang diterimanya. Bagi perbankan terutama
bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya
administrasi, biayan promosi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa,
biaya iuran dan biaya-biaya lainnya.
Harga bukan
merupakan faktor yang dominan dalam wujud penjualan suatu produk, namun demikian harga merupakan salah satu dari
bauran pemasaran yang dapat digunakan secara efektif untuk melakukan suatu
taktik dan strategi pemasaran.
3.
Promosi (Promotion)
Promosi
adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi
adalah cara menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi konsumen agar berubah
sikapnya dengan tujuan untuk membantu menciptakan permintaan dan terlaksananya
penjualan. Menurut Philip Kotler promosi adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya
dan membujuk konsumen sasaran agar membelinya.
Dalam
kegiatan promosi setiap bank pada umumnya masih terbatas pada tahap menciptakan
citra perusahaan (corporate image),
disamping bank-bank tersebut juga berusaha untuk mempromosikan seluruh produk
dan jasa yang dimilikinya baik langsung
maupun tidak langsung. Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengetahui
bank tersebut beserta produk jasanya. Oleh karena itu, promosi merupakan cara
yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu
tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan
dan berusaha menarik calon nasabah baru.
4.
Tempat (Sistem Penyampaian Jasa)
Tempat dalam
jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan saluran distribusi dalam
hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan
dimana lokasi yang strategis.
Penentuan
lokasi kantor cabang bank dilakukan untuk kantor cabang utama, kantor cabang
pembantu, kantor kas. Penentuan lokasi kantor berserta sarana dan prasarana
penduduknya menjadi sangat penting hal ini mengingat apabila salah dalam
menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya.
Lokasi bank yang strategis bertujuan agar nasabah mudah menjangkau setiap
lokasi bank yang ada. Sedangkan lokasi yang tidak strategis akan mengurangi
minat nasabah untuk berhubungan dengan bank. Jumlah kantor yang sedikit dan
tidak merata dapat mengakibatkan bagian-bagian yang tidak tercapai akan menjadi
peluang bagi pesaing. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa
yang aman dan nyaman kepada seluruh nasabah yang berhubungan dengan bank. Bank
juga perlu mempercantik tata ruang (layout) kantor cabangnya agar nasabah terkesan
dengan pelayanan dan fasilitas sehingga bank akan mendapatkan citra yang
positif dari nasabah.
5.
Orang (SDM)
Dalam
hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang yang berfungsi sebagai penyedia
jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’
ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen
sumber daya manusia.
Untuk
mencapai kualitas pelayanan dan penyediaan jasa perbankan yang terbaik, maka
pegawai bank harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu
memberikan nasabah kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya ‘orang’
dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran
internal adalah interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen
dalam suatu perusahaan dalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen
internal dan pemasok internal. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah
untuk mendorong pegawai dalam kinerja memberikan kepuasan kepada nasabah.
Terdapat
empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek orang yang mempengaruhi
konsumen, yaitu :
·
Contactors : orang disini berinteraksi
langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.
·
Modifiers : orang disini tidak secara
langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengn konsumen,
contoh : resepsionis.
·
Influencers : orang disini mempengahruhi
konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak
dengan konsumen.
·
Isolated : orang disini tidak secara langsung ikut
serta dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen.
Contoh : karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data.
6.
Proses Jasa
Proses
merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal
pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan
disampaikan kepada konsumen.
Proses
dibedakan dalam dua cara yaitu :
·
Kompleksitas
(complexity), berhubungan dengan langkah-langkah
dan tahapan proses
·
Keragaman
(divergence), berhubungan dengan
adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.
Suhubungan
dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat
dipilih oleh pemasar, yaitu :
1. Mengurangi keragaman, berarti
terjadi pengurangan biaya, peningkatan produktivitas dan kemudian distribusi.
2. Menambah keragaman, berarti
memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas dalam produksi yang dapat
mengakibatkan naiknya harga.
3. Mengurangi kompleksitas, berarti
cenderung terspesialisasi.
4. Menambah komplesitas, berarti lebih
cenderung ke penetrasi pasar dengn cara menambah jasa yang diberikan.
8.
Layanan Konsumen (Costumer Service)
Layanan
konsumen (costumer service) pada
pemasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distibusi dan logistik,
dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan
konsumen meliputi aktifitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk
pelayanan pratransaksi, saat transaksi, dan pasacatransaksi. Kegiatan sebelum
transaksi (pra-transaksi) akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan
setelah transaksi, Karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin,
sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan loyalitas konsumen semakin
tinggi.
Strategi
layanan konsumen menurut Christopher
Lovelock mencakup hal-hal sebagai berikut :
·
Identifikasi
misi jasa
·
Penentuan
sasaran dari layanan konsumen
·
Perumusan
strategi layanan konsumen.
·
Implementasi
Dari semua
unsur-unsur strategi bauran pemasaran yang telah diterangkan, maka yang harus
lebih diperhatikan dalam pengembangannya adalah :
1. Konsistensi,
berhubungan dengan keserasian/kecocokan dan penggunaannya antara unsur yang
satu dengan unsure yang lainnya dalam bauran pemasaran.
2. Integrasi,
terdapat hubungan yang harmonis di dalam unsur-unsur bauran pemasaran.
3. Leverage (pengungkit), hal ini berhubungan dengan pengoptimalan kinerja tiap unsur bauran
pemasaran secara professional sehingga mendukung bauran pemasaran untuk
mendapatkan daya saing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar