Menurut
Paul Hersey dan Ken Blanchard yang mengutip pada Gerge R. Tery (1995 : 98)
kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai
tujuan kelompok secara sukarela.
Staf
peneliti Universitas Ohio (dalam Paul Hersey dan Ken Blanchard diterjemahkan Dharma,
(1982 : 105) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai Gaya seseorang pada saat
mengarahkan aktifitas kelompok pada pencapaian tujuan akhirnya mempersempit
uraian Gaya pemimpin dalam dua dimensi : Struktur inisiasi dan konsiderasi (initiating structure and consideration).
Struktur inisiasi mengacu pada “Gaya pemimpin dalam menggambarkan hubungan
antara dirinya sendiri dengan karyawan kelompok kerja dan dalam upaya membentuk
pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan
dengan baik”. Sebaliknya, konsiderasi mengacu pada “Gaya yang menunjukkan
persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kehangatan dalam
hubungan antara pemimpin dan karyawan stafnya”.
Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan (Leadership) sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi
orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan
kemauan dan antusias. Memimpin berarti membimbing, melaksanakan mengarahkan,
dan mendahului.
Pemimpin (Leader)
adalah seseorang yang diberikan wewenang dan mempergunakan wewenang dalam
kepemimpinanya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaanya
dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Dan seorang leader adalah seorang
pemimpin yang mempunyai sifat–sifat kepemimpinan dan kewibawaan (personality authority). Falsafah
kepemimpinan adalah untuk bawahan dan milik bawahan.
Kepemimpinan
(leadership) adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Dan kepemimpinan yang ditetapkan oleh
seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan
mendorong gairah kerja pegawai untuk mencapai sasaran yang maksimal.
Kepemimpinan adalah kata sifat dari pemimpin. Pelaksanaan kepemimpinannya
cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi
para bawahan dengan cara persuasif. Hal ini akan diperoleh karena kecakapan,
kemampuan, dan perilakunya. Malayu Hasibuan (2000:
169).
Dalam aspek
pemimpin dan kepemimpinan di Indonesia, ada pengaruh dari beberapa budaya
diantaranya budaya jawa, sunda, minang, batak, dayak, papua, bone dan lainya sehingga dalam hal kepemimpinan,
budaya ini sangat berperan karena mempengaruhi jiwa pada pemimpin yang sedang
memimpin, seperti dinegeri ini dengan berbagai karakter dipadukan dalam budaya
kepemimpinan yang berpatokan pada keutuhan negara kesatuan dan sering dikenal dengan kepemimpinan pancasila,
bahwa asas utama kepemimpinan pancasila antara lain sebagai berikut yaitu :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya seorang
pemimpin haruslah mampu menjaga sifat dan perbuatanya yang menjadikan dirinya
sebagai panutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
b. Ing Madya
Mangun Karsa, artinya seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang
– orang yang dibimbingnya.
c. Tut Wuri
Handayani, artinya seorang pemimpin harus mampu mendorong orang – orang
yang diasuhnya berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab
Menurut Simamora
(2000:196) dan (2003:122) diungkapkan
bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen yang berarti bahwa manajemen
akan dapat mencapai sasaranya apabila ada kepemimpinan yang sesuai.
Kepemimpinan merupakan aspek psikologis yang
dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain (bawahan) agar mampu bekerja semaksimal untuk
mencapai tujuan, sehingga kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin.
Menurut Dannim (2004:58) menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang pimpinan untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada pegawai yang tergabung dalam organisasi
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana pimpinan harus
menguasai aspek komunikasi, pelaksanaan tugas, dan inovasi.
Beberapa
pengertian lain yang di ungkapkan oleh
beberapa ahli dirangkum dan
sebagian dialih bahasakan oleh Atmosudirjo
(1980:71)
a. Menurut Barnest M.C. (1975) kepemimpinan adalah kecakapan seorang pemimpin
dalam mengatur bawahan dan melaksanakan apa yang digariskan organisasi dalam
mencapai tujuan.
b.
Menurut
Effendy, Onong Uchana (1977)
kepemimpinan adalah sikap, tindakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
bawahanya agar mengikuti arahan,
perintah dan nasehat dengan harapan tercapainya tujuan yang dikehendaki
c.
Menurut
Humble John W (1967) Kepemimpinan
adalah suatu cara atau teknik untuk
membuat kumpulan orang – orang untuk mengikuti atau mentaati segala yang
dikehendaki dan membuat orang tersebut mau antusias mengikutinya.
Definisi
lain dan dialih bahasakan oleh Wahyu
( 2000 : 68 ) sebagai berikut :
a.
Menurut Tanenbaum,
Weshler dan Nassanic, Diungkapkan bahwa kepemimpinan merupakan pengaruh
antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu, serta
diarahkan melalui proses komunikasi pada tujuan tertentu.
b. Menurut Heniel dan Coons, bahwa kepemimpinan adalah perilaku seseorang yang
memimpin aktivitas–aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai
bersama.
c. Menurut Rauch
dan Behling, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas–aktivitas
sebuah kelompok yang diorganisasikan kearah mencapai tujuan.
d. Menurut Jacobs
dan Jacques, kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti atau pengarahan
terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
Menurut Bennis dan Burt Nans dikutip oleh Hasibuan
(2007 : 12) pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang dapat mengatur bawahan dan harus memiliki kompetensi
sebagai berikut :
a. Pendidikan umum yang luas
Pendidikan umum tidak selalu dengan
pendidikan tinggi yang terpenting adalah seorang yang mempunyai kemampuan dan
mampu mengembangkan skill managerial yang dituntut oleh tugasnya.
b. Kemampuan analitis
Kemampuan menganalisa situasi yang
dihadapi dengan cara cermat merupakan prasarat untuk suksesnya seorang pimpinan
c. Memampuan integratif
Mampu membeda-bedakan berbagai kepentingan
dan fungsi yang berbeda- beda sehingga saling mendukung antara satu denagan
yang lain.
d. Kemampuan komunikasi
Mampu memberikan perintah, petunjuk, atau
pedoman dan harus menguasai teknik – teknik berkomunikasi
e. Kemampuan mendidik
Dapat menunjukan bahwa apabila seorang
pegawai kesulitan dalam pelaksanaan tugasnya maka ia akan mampu memberikan
petunjuk tetapi juga pengetaghuan tentang cara melaksanakan.
f.
Kesederhanaan
Dapat memberikan teladan kepada pegawai
tentang kesederhanaan, kewajaran dalam cara hidup, cara bekerja, dan cara
bertindak secara baik dan benar.
g.
Ketegasan
Dapat
membantu pegawai menghadapi ketidaktentuan dengan memberikan ketegasan
keputusan , karena ketegasan diperlukan dalam menjamin stabilitas organisasi,
meskipun dihadapkan pada masa depan yang belum pasti.
h.
Kohesif
Dapat merasakan apa yang dirasakan bawahan,
baik dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan yang pada intinya dapat merasa
satu dengan bawahan dalam menyelesaikan kesulitan dalam pekerjaan.
Dalam hal
kepemimpinan pada suatu organisasi, diperlukan sifat kepemimpinan yang benar agar
peranan pemimpin dapat berlangsung dengan baik dan efektif, menurut George
R. Terry, sebagaimana telah dikutip dan dialih bahasakan oleh Malayu Hasibuan (2007 : 173) yang disebutkan
sebagai kualifikasi untuk pemimpin, dimana untuk mendapatkan kemampuan
pemimpin diperlukan sejumlah sifat –
sifat yang baik dan tepat. Tetapi untuk
memiliki sifat–sifat tersebut tidaklah cukup dengan mendapatkan predikat
“ pemimpin “ karena sifat–sifat tersebut harus dapat diterapkan dan di jalankan
dalam praktek sebagai pemimpin setiap hari pada waktu dan situasi yang tepat.
Sifat – sifat yang penting yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinanya adalah sebagai berikut :
a.
Sifat
Sehat Fisik dan Mental : seorang
pemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu yang tidak
tertentu. Sewaktu–waktu dibutuhkan tenaganya dan harus sanggup melaksanakanya.
sehingga kesehatan fisik dan mental sangat diperlukan bagi seorang pemimpin.
b.
Sifat
Kestabilan Emosional : Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan diri dari
prasangka, kecurigaan atau berapriori jelek terhadap bawahanya dan tidak boleh
cepat marah. Tetapi harus tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan- tindakanya,
percaya diri sendiri dan mempunyai jiwa sosial terhadap bawahanya.
c.
Memiliki
pengetahuan tentang hubungan antar sesama (human
relation) tugas
pemimpin adalah penting maka pemimpin harus memiliki jiwa memimpin dan
bisa memajukan bawahanya dan harus dapat mengetahui secara baik tentang sifat
dan karakter bawahanya dan memelihara hubungan dengan sesama.
d.
Sifat
Memotivasi diri sendiri : keinginan untuk dapat memimpin harus datang dari
dorongan pribadinya sendiri, bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari
luar sifatnya hanya menstimulir saja. Sehingga harus memiliki keteguhan
pendirian, kemauan dalam bekerja dan penerapan sifat – sifat pribadi yang baik
dalam pekerjaanya.
e.
Kemahiran
dalam berkomunikasi : Seorang pemimpin harus mampu dan cakap dalam mengutarakan
gagasan baik secara lisan maupun tulisan . hal ini sangat penting untuk
mendorong bawahan dapat berpikir lebih maju dan memberikan atau menerima
informasi bagi kemajuan perusahaan dan untuk kepentingan bersama.
f.
Kecakapan
dan kemampuan mendidik : Seorang pemimpin yang baik harus dapat menjadi contoh
dan mampu memberikan arahan, petunjuk- petunjuk, mengoreksi kesalahan ,
mengajukan saran dan dapat memberikan solusi. Dan mampu memberikan jalan
terbaik untuk memajukan orang – orang atau menyadarkan orang – orang atas
pentingnya tugas – tugas yang dibebankan kepadanya.
g.
Kecakapan
Sosial : Seorang pemimpin harus mengetahui tentang hubungan manusia dan
masyarakat dengan baik dan benar, juga memiliki kemampuan bekerjasama dengan
orang – orang berbagai macam ragam sifat – sifatnya , sehingga orang – orang
mau dan setia bekerja dibawah kepemimpinanya. Seorang pemimpin harus pandai
mengadakatan pendekatan terhadap bawahan dan dapat menghargai pendapat atau
pandangan orang lain yang nantinya dapat menjalin hubungan atasan dan bawahan
dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar