Rabu, 04 Mei 2016

Konsep Dasar Kepemimpinan




Menurut Paul Hersey dan Ken Blanchard yang mengutip pada Gerge R. Tery (1995 : 98) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela.
Staf peneliti Universitas Ohio (dalam Paul Hersey dan Ken Blanchard diterjemahkan Dharma, (1982 : 105) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai Gaya seseorang pada saat mengarahkan aktifitas kelompok pada pencapaian tujuan akhirnya mempersempit uraian Gaya pemimpin dalam dua dimensi : Struktur inisiasi dan konsiderasi (initiating structure and consideration). Struktur inisiasi mengacu pada “Gaya pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya sendiri dengan karyawan kelompok kerja dan dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik”. Sebaliknya, konsiderasi mengacu pada “Gaya yang menunjukkan persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dan karyawan stafnya”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan (Leadership) sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias. Memimpin berarti membimbing, melaksanakan mengarahkan, dan mendahului.
Pemimpin  (Leader) adalah seseorang yang diberikan wewenang dan mempergunakan wewenang dalam kepemimpinanya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaanya dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Dan seorang leader adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat–sifat kepemimpinan dan kewibawaan (personality authority). Falsafah kepemimpinan adalah untuk bawahan dan milik bawahan.
Kepemimpinan (leadership) adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Dan kepemimpinan yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja pegawai untuk mencapai sasaran yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata sifat dari pemimpin. Pelaksanaan kepemimpinannya cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dengan cara persuasif. Hal ini akan diperoleh karena kecakapan, kemampuan, dan perilakunya. Malayu Hasibuan  (2000:  169).
Dalam aspek pemimpin dan kepemimpinan di Indonesia, ada pengaruh dari beberapa budaya diantaranya budaya jawa, sunda, minang, batak, dayak, papua, bone  dan lainya sehingga dalam hal kepemimpinan, budaya ini sangat berperan karena mempengaruhi jiwa pada pemimpin yang sedang memimpin, seperti dinegeri ini dengan berbagai karakter dipadukan dalam budaya kepemimpinan yang berpatokan pada keutuhan negara kesatuan dan  sering dikenal dengan kepemimpinan pancasila, bahwa asas utama kepemimpinan pancasila antara lain sebagai berikut yaitu :
a.  Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya seorang pemimpin haruslah mampu menjaga sifat dan perbuatanya yang menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
b. Ing Madya Mangun Karsa, artinya seorang pemimpin harus mampu membangkitkan  semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
c. Tut Wuri Handayani, artinya seorang pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab
Menurut  Simamora (2000:196) dan (2003:122) diungkapkan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen yang berarti bahwa manajemen akan dapat mencapai sasaranya apabila ada kepemimpinan yang sesuai. Kepemimpinan merupakan aspek psikologis yang  dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain  (bawahan) agar mampu bekerja semaksimal untuk mencapai tujuan, sehingga kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Menurut Dannim (2004:58) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang pimpinan untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada pegawai yang tergabung dalam organisasi tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana pimpinan harus menguasai aspek komunikasi, pelaksanaan tugas, dan inovasi.
Beberapa pengertian lain yang di ungkapkan oleh  beberapa ahli  dirangkum dan sebagian dialih bahasakan oleh Atmosudirjo (1980:71)
a.       Menurut Barnest M.C. (1975) kepemimpinan adalah kecakapan seorang pemimpin dalam mengatur bawahan dan melaksanakan apa yang digariskan organisasi dalam mencapai tujuan.
b.        Menurut Effendy, Onong Uchana (1977) kepemimpinan adalah sikap, tindakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahanya  agar mengikuti arahan, perintah dan nasehat dengan harapan tercapainya tujuan yang dikehendaki
c.        Menurut Humble John W (1967) Kepemimpinan adalah suatu cara  atau teknik untuk membuat kumpulan orang – orang untuk mengikuti atau mentaati segala yang dikehendaki dan membuat orang tersebut mau antusias mengikutinya.
Definisi lain dan dialih bahasakan  oleh Wahyu   ( 2000 : 68 ) sebagai berikut :
a.           Menurut Tanenbaum, Weshler dan Nassanic, Diungkapkan bahwa kepemimpinan merupakan pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi pada tujuan tertentu.
b.      Menurut Heniel dan Coons, bahwa kepemimpinan adalah perilaku seseorang yang memimpin aktivitas–aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
c.       Menurut Rauch dan Behling, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas–aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan kearah mencapai tujuan.
d.      Menurut Jacobs dan Jacques, kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti atau pengarahan terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
Menurut Bennis dan Burt Nans dikutip oleh Hasibuan (2007 : 12)  pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengatur bawahan dan harus memiliki kompetensi sebagai berikut :
a.       Pendidikan umum yang luas
Pendidikan umum tidak selalu dengan pendidikan tinggi yang terpenting adalah seorang yang mempunyai kemampuan dan mampu mengembangkan skill managerial yang dituntut oleh tugasnya.
b.      Kemampuan analitis
Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi dengan cara cermat merupakan prasarat untuk suksesnya seorang pimpinan
c.       Memampuan integratif
Mampu membeda-bedakan berbagai kepentingan dan fungsi yang berbeda- beda sehingga saling mendukung antara satu denagan yang lain.
d.      Kemampuan komunikasi
Mampu memberikan perintah, petunjuk, atau pedoman dan harus menguasai teknik – teknik berkomunikasi
e.       Kemampuan mendidik
Dapat menunjukan bahwa apabila seorang pegawai kesulitan dalam pelaksanaan tugasnya maka ia akan mampu memberikan petunjuk tetapi juga pengetaghuan tentang cara melaksanakan.
f.        Kesederhanaan
 Dapat memberikan teladan kepada pegawai tentang kesederhanaan, kewajaran dalam cara hidup, cara bekerja, dan cara bertindak secara baik dan benar.
g.      Ketegasan
Dapat membantu pegawai menghadapi ketidaktentuan dengan memberikan ketegasan keputusan , karena ketegasan diperlukan dalam menjamin stabilitas organisasi, meskipun dihadapkan pada masa depan yang belum pasti.
h.      Kohesif
 Dapat merasakan apa yang dirasakan bawahan, baik dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan yang pada intinya dapat merasa satu dengan bawahan dalam menyelesaikan kesulitan dalam pekerjaan.

Dalam hal kepemimpinan pada suatu organisasi, diperlukan sifat kepemimpinan yang benar agar peranan pemimpin dapat berlangsung dengan baik dan efektif, menurut  George R. Terry, sebagaimana telah dikutip dan dialih bahasakan oleh Malayu Hasibuan (2007 : 173) yang disebutkan  sebagai kualifikasi untuk pemimpin, dimana untuk mendapatkan kemampuan pemimpin diperlukan  sejumlah sifat – sifat yang baik dan tepat. Tetapi untuk  memiliki sifat–sifat tersebut tidaklah cukup dengan mendapatkan predikat “ pemimpin “ karena sifat–sifat tersebut harus dapat diterapkan dan di jalankan dalam praktek sebagai pemimpin setiap hari pada waktu dan situasi yang tepat. Sifat – sifat yang penting yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinanya adalah sebagai berikut :
                                     a.      Sifat Sehat Fisik dan Mental :  seorang pemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu yang tidak tertentu. Sewaktu–waktu dibutuhkan tenaganya dan harus sanggup melaksanakanya. sehingga kesehatan fisik dan mental sangat diperlukan bagi seorang pemimpin.
                                    b.      Sifat Kestabilan Emosional : Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan diri dari prasangka, kecurigaan atau berapriori jelek terhadap bawahanya dan tidak boleh cepat marah. Tetapi harus tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan- tindakanya, percaya diri sendiri dan mempunyai jiwa sosial terhadap bawahanya.
                                     c.      Memiliki pengetahuan tentang hubungan antar sesama (human relation)  tugas  pemimpin adalah penting maka pemimpin harus memiliki jiwa memimpin dan bisa memajukan bawahanya dan harus dapat mengetahui secara baik tentang sifat dan karakter bawahanya dan memelihara hubungan dengan sesama.
                                    d.      Sifat Memotivasi diri sendiri : keinginan untuk dapat memimpin harus datang dari dorongan pribadinya sendiri, bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar sifatnya hanya menstimulir saja. Sehingga harus memiliki keteguhan pendirian, kemauan dalam bekerja dan penerapan sifat – sifat pribadi yang baik dalam pekerjaanya.
                                     e.      Kemahiran dalam berkomunikasi : Seorang pemimpin harus mampu dan cakap dalam mengutarakan gagasan baik secara lisan maupun tulisan . hal ini sangat penting untuk mendorong bawahan dapat berpikir lebih maju dan memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan perusahaan dan untuk kepentingan bersama.
                                     f.      Kecakapan dan kemampuan mendidik : Seorang pemimpin yang baik harus dapat menjadi contoh dan mampu memberikan arahan, petunjuk- petunjuk, mengoreksi kesalahan , mengajukan saran dan dapat memberikan solusi. Dan mampu memberikan jalan terbaik untuk memajukan orang – orang atau menyadarkan orang – orang atas pentingnya tugas – tugas yang dibebankan kepadanya.
                                    g.      Kecakapan Sosial : Seorang pemimpin harus mengetahui tentang hubungan manusia dan masyarakat dengan baik dan benar, juga memiliki kemampuan bekerjasama dengan orang – orang berbagai macam ragam sifat – sifatnya , sehingga orang – orang mau dan setia bekerja dibawah kepemimpinanya. Seorang pemimpin harus pandai mengadakatan pendekatan terhadap bawahan dan dapat menghargai pendapat atau pandangan orang lain yang nantinya dapat menjalin hubungan atasan dan bawahan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar